Setelah melakukan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Lapangan pada bulan Nopember 2009, MGMP Geografi SMA Kabupaten Malang melakukan kegiatan yang sama pada 1 Desember 2010. Saat itu tempat yang dipilih adalah Stasiun Geofisika--Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Karangkates Kabupaten Malang. Tempat ini dipilih karena: (1) Berkaitan dengan pembelajaran Geografi pada materi pembelajaran Teori Lempeng Tektonik, tenaga geologi (tenaga endogen--tektonisme dan seisme), dan materi pembelajaran atmosfer (peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan cuaca dan iklim. (2) Kabupaten Malang merupakan daerah jalur gempa tektonis yang dibatasi oleh rangkaian gunung berapi dari busur Sunda--Banda; sehingga guru harus memiliki bekal tambahan yang untuk itu di antaranya bisa diperoleh pada tempat tersebut. (3) Stasiun Geofisika--BMKG Karangkates memiliki peralatan yang relatif lengkap yang umumnya sudah secara mekanis dan terhubung dengan perangkat komputer yg wilayah kerjanya mencakup seluruh Jawa Timur bagian selatan. (4) Membangun kerjasama dengan pihak BMKG untuk melaksanankan program Pendidikan Penanggulan Bencana untuk mewujudkan Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional Nomor 79A Tahun 2010 tentang Pendidikan Penanggulangan Bencana kepada para siswa, khususnya siswa SMA.
MGMP Lapangan yang dipimpin ketuanya, Iswahyudiharto, diikuti oleh sebanyak 13 dari 28 guru yang terdaftar sebagai anggota MGMP Geografi SMA Kabupaten Malang. Memang ketika itu tidak semua anggota tidak bisa mengikutinya karena berbagai kesibukan dan alasan mereka. Ada dua sesi yang dilaksanakan dalam MGMP lapangan kali ini. Sesi pertama, mencermati paparan para pejabat Stasiun Geofisika--BMKG Karangkates tentang struktur organisasi, bidan tugas dan kewenangan, dan tindakan-tindakan penanggulangan bencana bersama dengan lembaga atau instansi lain yang terkait serta pemberian informasi berkaitan dengan kegempaan , serta pengenalan peralatan-peralatan yang dimiliki badan tersebut dan cara kerjanya melalui tayangan LCD. Sesi kedua, para anggota MGMP Geografi dibawa ke lapangan untuk memperoleh penjelasan tentang peralatan-peralatan yang dimiliki dan digunakannya.
Stasiun Geofisika--BMKG Karangkates bertugas melakukan kegiatan-kegiatan pengamatan dan penganalisisan data yang diambil dari peralatan ukur tingkat penguapan, kelembaban udara, intensitas penyinaran Matahari, curah hujan, kecepatan angin, arah angin, termometer maksimum dan minum, barometer, dan sensor gempa (tektonik) yang terhubungkan dengan perangkat komputer di ruang pengendali. Di samping itu badan ini juga memiliki perangkat pengamat cuaca yang bekerja secara elektronis "Weather Status" dan perangkat pendeteksi terjadinya petir.
Weather Status merupakan perangkat pencatatat fenomena-fenomena cuaca yang meliputi arah angin, temperatur, radiasi Matahari, curah hujan, kecepatan angin, kelembaban udara, radiasi bersih, dan tekanan udara. Perangkat tersebut merk Jinyang, Korea Selatan. Sedang perangkat pendeteksi terjadinya petir yang dimiliki Stasiun Geofisika--BMKG Karangkates ini mampu mendeteksi lokasi terjadinya petir dan kekuatan petir itu sendiri. Lantaran itu Stasiun Geofisika sering dimintai informasi berkaitan dengan petir ini untuk klaim asuransi rumah yang terkena sambaran petir.
Hasil pengamatan dan penganalisisan data meteorologi, klimatologi, dan geofisika, Stasiun Geofisika--BMKG Karangkates selanjutnya diinformasikan/dilaporkan ke BMKG Juanda Surabaya dan BMKG Pusat. Di samping itu juga memberikan informasi kepada masyarakat maupun kepada orang/instansi tertentu via sms. Informasi lain disampaikan melalui situs BMKG serta facebook.
Pelatihan Pemodelan Landscape Dynamic, Tingkatkan SDM dalam Pengelolaan SDA
-
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup
dan Keh...
3 hari yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar